Perpustakaan, Haruskah Memiliki Tujuan Layanan Sirkulasi?

SIRKULASI adalah salah satu layanan yang ada dalam sebuah perpustakaan disediakan untuk mengantisipasi pemakai yang menginginkan untuk membaca bahan pustaka yang diminati di rumah karena tidak semua pengguna perpustakaan suka atau memiliki waktu untuk membaca di perpustakaan. Selain untuk memfasilitasi pemakai yang membutuhkan bahan pustaka untuk dibaca di rumah, layanan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kegunaan bahan pustaka secara optimal.

Tujuan layanan sirkulasi adalah:

a. Supaya pemakai dapat memanfaatkan koleksi secara optimal.

b. Anggota yang meminjam koleksi tertentu dan waktu pengembaliannya dapat diketahui. dan      memudahkan penelusuran bahan pustaka tersebut bila dibutuhkan oleh pengguna lainnya.

c. Terjaganya keamanan bahan pustaka. Meski sedang dipinjam, tetapi dapat diketahui siapa yang    meminjam dan kapan batas waktu pengembalian.

d. Mengidentifikasi tingkat penggunaan koleksi yang dimiliki perpustakaan.

Terdapat berbagai macam sistem sirkulasi yang dapat diterapkan di perpustakaan besar maupun kecil. Banyaknya sistem tersebut menunjukan adanya dinamika dan perkembangan sistem sirkulasi itu sendiri. Dari waktu ke waktu sistem sirkulasi diperbaiki untuk menjawab layanan perpustakaan yang lebih efisien dengan tetap memperhatikan aspek tertib administrasi layanan. Adapun beberapa sistem sirkulasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1.Sistem buku/ kartu besar

2.Sistem sulih

3.Sistem formulir tak berkarbon/NCR (No Required Carbon)

4.Sistem BIC (Book Issue card)

5.Sistem ’token charging’

6.Sistem Browne

7.Sistem Islington (variasi Browne)

8.Sistem Newark

9.Sistem kartu tebuk

10.Sistem Terkomputerisasi

Untuk memudahkan kegiatan pada bagian sirkulasi, perlu dibuat buku petunjuk sebagai pedoman bagi petugas bagian sirkulasi dan anggota perpustakaan yang hendak meminjam bahan pustaka. Buku petunjuk tersebut hendaknya memuat keterangan-keterangan sbb:

  1. Peraturan penggunaan bahan pustaka
  2. Jenis-jenis bahan pustaka yang boleh dipinjam.
  3. Keterangan mengenai tanda/ kode koleksi.
  4. Jangka waktu peminjaman, besaran denda bila terlambat dalam mengembalikan pengembalian dan sanksi.
  5. Prosedur peminjaman.

 

Konsep Dasar Perpustakaan? Apakah itu?

DEWASA ini, perpustakaan telah banyak dikenal oleh kalangan masyarakat dari pada masa-masa sebelumnya. Tempo dulu, sebagian besar masyarakat berasumsi bahwa perpustakaan hanyalah tempat yang digunakan untuk gudang buku. Masyarakat kurang mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dari perpustakaan.

Perpustakaan kini lebih dikenal oleh masyarakat, berkat bantuan dari program pemerintah yaitu dengan cara mendirikan perpustakaan-perpustakaan sampai kepelosok pedesaan. Dan tidak terlepas juga dari usaha dan daya upaya para pustakawan yang dengan berbagai cara menperkenalkan kepada masyarakat tentang mamfaat adanya suatu perpustakaan.

Terkait pembahasan diatas. Mari kita selami dulu Ilmu tentang perpustakaan agar kita senantiasa dapat lebih memahami pengetahuan asal mula suatu perpustakaan.

Sesuai dengan judul pembahasan kita saat ini yaitu “fundamental perpustakaan” maka yang akan kita kupas hanyalah sekedar pengantar dari sepenggal ilmu terkait perpustakaan.

Dalam bahasa indonesia, istilah “perpustakaan” dibentuk dari kata dasar “pustaka” dengan ditambah awalan “per” dan akhiran “an”. Dalam bahasa asing, ada beberapa istilah yang artinya sama dengan perpustakaan antara lain:
– Library ( bahasa Inggris)
– Bibliotheek (bahasa Belanda)
– Bibliothek ( bahasa Perancis)
– Biblioteca (bahasa Italia)

Semua istilah ini mempunyai kata dasar yang berarti “buku”. “Pustaka” dalam bahasa Sanskerta, “liber” dari bahasa latin, dan “biblion” dari bahasa Yunani, semuanya berarti buku.

Pengertian perpustakaan dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang penerangan, penelitian, perencanaan, pendidikan, koleksi, gedung dan sebagainya. Penglihatan dari berbagai sudut pandang ini tentu saja menciptakan pengertian perpustakaan yang berbeda-beda. Hal ini dapat kita lihat dari karya tulis dan pendapat yang diungkapkan oleh beberapa seorang ahli kepustakaan yaitu;
1. Encyclopaedia Britanica (1968:1031) menyatakan pengertian perpustakaan sebagai berikut:
“A Library ( from Lat. Liber, “book”) is a collection of written, printed or other graphic material ( incliding film, slide, phonograph record and tapes) organized for use.”
Artinya: perpustakaan ( dari bahasa Latin liber., “buku”) adalah suatu himpunan bahan-bahan tertulis, tercetak ataupun grafis lainnya (termaksud film, slide, rekaman-rekaman fonografis dan tape-tape) yang diatur untuk digunakan.

2. Menurut Hornby, A.S. (1968:562) pengertian perpustakaan adalah: “Library : room or building for a collection of books kept there for reading : the books in such a room or building”.
Artinya: Perpustakaan : ruangan atau gedung untuk suatu koleksi buku yang disimpan disitu untuk bacaan; buku didalam ruangan atau gedung.

Standing disebut diatas hanya memberi penjelasan mengenai perpustakaan dari suatu sudut pandang saja yaitu, dari sudut pandang gedung ataupun koleksinya.

Selain itu ada pendapat lain yang diutarakan menurut M. Sabirin Nasution. Perpustakaan adalah suatu unit kerja yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, memelihara dan mengelola pemanfaatan bahan pustaka, dengan mempergunakaan sistem tertentu untuk tujuan bacaan ataupun penelitian.
Dari pengertian ini terlihat perbedaan perpustakaan dengan toko buku. Perpustakaan lebih berfungsi sosial dalam memberikan sumber informasi dengan cara yang mudah dan murah kepada masyarakat pengguna perpustakaan dengan tujuan mencerdaskan kehidupan masyarakat secara luas. Sedangkan toko buku lebih mengedepankan dalam segi ekonomisnya.

Berdasarkan pemahaman di atas dapat disimpulkan maksud dari perpustakaan adalah; suatu gedung dimana terdapat suatu unit kerja yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, memelihara dan mengelola pemanfaatan bahan pustaka, dengan mempergunakan sistem tertentu untuk dipergunakan oleh pemakai perpustakaan sesuai dengan kebutuhan. Dan terlihat dengan jelas bahwa tugas perpustakaan tidaklah ringan. Dalam pelaksanaan tugasnya, mengumpulkan bahan pustaka saja merupakan tugas yang cukup berat, sebab tidak semua penerbit bersedia mengirimkan bahan pustaka yang diterbitkannya ke perpustakaan. Hal ini akan lebih terasa berat apabila pengguna perpustakaan membutuhkan bahan pustaka untuk literartur pendidikan dan penelitian.

Dalam perpustakaan terdapat perpaduan 7 unsur pokok yaitu:
– Unsur tujuan
– Unsur koleksi bahan pustaka
– Unsur gedung/ruang dan perlengkapan
– Unsur isi
– Unsur tenaga tertentu
– Unsur organisasi dan tata kerja
– Unsur masyarakat pemakai

Unsur tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh perpustakaan. Perpustakaan harus beraktifitas, bergiat dan berproses untuk dapat tercapainya tujuan tersebut. tujuan perpustakaan berorientasi kepada kepentingan pemakai, bangsa dan negara.

Unsur koleksi bahan pustaka : koleksi perpustakaan adalah berupa informasi, pengetahuan, fakta, ide, dan sebagainnya, baik yang tercetak ataupun terekam. Informasi tersebut dapat berbentuk buku, majalah, brosur, surat kabar, piringan hitam, slide, film, kaset, foto dan sebagainya yang tercakup dalam istilah bahan pustaka.

Unsur gedung/ruangan dan perlengkapan : gedung perpustakaan hendaknya mempunyai bentuk khusus yang membedakannya dengan gedung-gedung yang lain. Begitu juga dengan ruangan-ruangan yang terdapat di dalamnya, garuslah disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh perpustakaan yaitu kegiatan pengadaan, pengolahan, pemiliharaan, pelayanan dan sebagainya. Perlengkapan perpustakaan disesuaikan juga, misalnya bentuk meja sirkulasi, rak-rak buku, rak majalah, meja/kursi untuk pemakai perpustakaan yang ingin belajar sendiri dan lain sebagainya.

Unsur sistem tertentu : sistem adalah tehnik, metode atau cara. Prasarana, sarana dan kegiatan perpustakaan semua ditata, dikelola dan dilaksnakan dengan sistem tertentu. Sistem ini yang antara lain membedakan perpustakaan dengan toko buku dan lain-lain. Sistem tertentu pada perpustakaan misalnya sistem katalogisasi, sistem klassifikasi, tajuk subjek, filing dan sebagainya.

Unsur organisasi dan tata kerja : perpustakaan mempunyai wadah, pembagian tugas dan sumber daya. Suatu perpustakaan merupakan suatu unit kerja atau suatu satuan organisasi yang mempunyai tugas sesuai dengan fungsi dan tujuan perpustakaan.

Unsur tenaga : perpustakaan haruslah dikelola oleh tenaga yang berpendidikan dan berketerampilan perpustakaan. Disamping mempuyai pengetahuan dan keterampilan perpustakaan, seorang tenaga perpustakaan juga harus mempunyai jiwa mengabdi untuk kepentingan masyarakat yang dilayaninya : berusaha untuk meningkatkanminat baca masyarakat, rajin, tekun, teliti, dan selalu siap sedia untuk memberikan bimbingan dan pengarahan tentang cara penggunaan perpustakaan, sehingga masyarakat akan tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan dan menjamin bahan pustaka yang tersedia.

Unsur masyarakat yang dilayani : masyarakat ini berada diluar bentuk fisik perpustakaan, namun perpustakaan dibentuk dan diselenggarakan terutama untuk kepentingan masyarakat. Oleh kerena itu perpustakaan tanpa masyarakat yang dilayani, tidak akan ada manfaatnya. Masyarakat adalah suatu unsur terutama dalam penyelenggaraan perpustakaan.

Ketujuh unsur yang tersebut diatas terpadu dalam satu kesatuan yang disebut perpustakaan. Masing-masing unsur saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Sesuai dengan tujuan dan pengartian perpustakaan yang telah disebutkan diatas, maka akan dapat kita ketahui bahwa dari ketujuh unsur yang tersebut diatas yang paling utama adalah unsur bahan pustaka dan unsur masyarakat pengguna

Perpustakaan Malahayati Jalani Akreditasi Oleh Tim Perpustakaan Nasional

Perpustakaan Universitas Malahayati jalani penilaian oleh tim akreditasi perpustakaan nasional, Selasa 06 Oktober 2015. Tim akreditasi dari Jakarta sengaja datang untuk meninjau pelayanan, sarana-prasarana, koleksi buku dan sumber daya manusia (pustakawan) yang ada di Malahayati. Peninjauan ini adalah rangkaian dari penilaian 10 perpustakaan yang ada di Lampung.

“Sepuluh perpustakaaan itu ditinjau karena rekomendasi dari badan perpustakaan provinsi, ” kata Nia, salah seorang tim penilai.

Tim berkeliling ke seluruh area perpustakaan yang luasnya hampir satu hektar. Mereka melihat ruang baca yang berupa rumah adat dari 33 provinsi. Selain itu tim juga meninjau langsung ruang baca yang diadopsi langsung dari Erasmus University, Belanda. Tanya jawab mengenai instrumen perpustakaan juga menjadi aspek penting penilaian.

Tim penilai mengatakan, Universitas Malahayati sudah cukup maksimal dari segala aspek yang dibutuhkan sebuah perpustakaan Perguruan Tinggi. Hanya tinggal menunggu hasil rapat penilaian akreditasi di pusat.

“Layoutnya bagus, penataan, kenyamanan, keamanan sudah cukup maksimal. Segala aspek mengenai instrumen perpustakaan juga sudah cukup maksimal. Namun, alangkah baiknya jika perpustakaan ini di gedung tersendiri. Mengingat luas Malahayati yang lebih dari 84 hektar,” ujar Nia.

Perpustakaan yang digunakan sejak 2012, ini memang terus berbenah baik dari segi manajemen dan fasilitas. Salah satunya dengan membuat perpustakaan terintegrasi dengan laboratorium, ruang teleconference, dan asrama.[]