SEJARAH mencatat bahwa kecintaan Islam saat era keemasanya tidak terlepas dari buku dan perpustakaan.
Perpustakaan yang berada di tengah Gurun Sahara tepatnya Negara Mauritania menjadi bukti bahwa Islam sangat maju saat itu.
Didirikan pada abad ke-13, kota kuno Chinguetti merupakan salah satu rute yang dilalui oleh pedagang Arab dan Afrika di Gurun Sahara. Sebuah Kota kecil yang mengundang banyak pelancong untuk mengagumi kemegahan bangunannya, hingga perpustakaannya yang kuno.
Namun tidak hanya pedagang, Chinguetti juga menjadi tempat transit para peziarah Muslim dalam perjalanan ke Makkah. Tidak heran kalau di Chinguetti dapat ditemukan masjid. Tidak jarang para peziarah juga meninggalkan teks Islam di perpustakaan Chinguetti, sebuah tradisi yang berlangsung lama.
Jika Anda termasuk traveler penikmat buku dan peradaban Timur Tengah, mungkin akan sangat gembira jika liburan ke Chinguetti. Terdapat setidaknya 5 perpustakaan kuno di Chinguetti yang menyimpan sekitar 1.300 naskah Al-Quran.
Zaman dahulu para pelajar memang senang mempelajari teks Al-Quran untuk mempelajari hukum Islam. Tentunya suasana dan buku yang ada di perpustakaan Chinguetti adalah sama seperti yang dilihat para khalifah dan pelajar Islam dahulu kala. Tidak ada perubahan dan masih begitu otentik.
Siapa pun diperkenankan datang untuk membaca buku di dalam perpustakaan secara cuma-cuma. Menurut para pemilik perpustakaan, memiliki perpustakaan adalah sebuah status yang tinggi dan bukan sumber pendapatan, diungkapkan fotografer Michael Huniewicz seperti diberitakan Daily Mail.
Sayang, letaknya yang berada di tengah Gurun Sahara menjadikannya begitu rentan terkena badai pasir. Perlahan pasir pun seakan mulai menelan kota kuno Chinguetti. Udara yang kering hingga pasir pun berpotensi untuk merusak teks kuno yang ada di perpustakaan.
Adapun sejumlah bentuk penyelamatan seperti relokasi telah direncanakan. Namun sang pemilik perpustakaan kelihatannya masih menolak ide tersebut dan lebih memilih menjaganya secara tradisional.
Bahkan salah satu tokoh ternama, Ibnu Battuta pernah singgah ke Chinguetti dalam perjalanannya menuju Tiongkok. Selain itu Chinguetti juga merupakan rumah bagi sekitar 4.000 penduduknya. UNESCO pun telah menetapkan Chinguetti sebagai ‘Situs Sejarah Warisan UNESCO’ pada tahun 2000.
Orang Mesir percaya kalau Gurun Sahara merupakan tempat dari orang-orang mati. Namun dibalik gersangnya Gurun Sahara, terdapat pengetahuan yang diturunkan secara turun temurun di perpustakaan Chinguetti. Bahkan dibalik kegersangan, tersembunyi ilmu pengetahuan.
Bukan tidak mungkin kalau Chinguetti akan hilang oleh badai pasir Gurun Sahara yang begitu ganas. Tidak ada salahnya Anda berkunjung ke Chinguetti dan mengagumi perpustakaan kuno serta kotanya.