Buku Ajar Neonatus, Bayi & Balita

ADA buku Kedokteran dan kesehatan baru?

Judul                       : Buku Ajar Neonatus, Bayi & Balita

Pengarang              : Dwi Maryanti, S.Sit., Sujianti, SST., Tri Budiarti, SST.

Tahun                     : 2011

Penerbit                 : Trans Info Media, Jakarta

Tersedia di UPT. Perpustakaan Universitas Malahayati Bandar Lampung.

Selamat Membaca…

Wanita Wajib Melakukan Tes-tes Kesehatan ini

ADA buku kesehatan dan Kedokteran baru?

Judul                       : Wanita Wajib Melakukan Tes-tes Kesehatan ini

Pengarang              : Adi D. Tilong

Tahun                     : 2014

Penerbit                 : Flash Books

Tersedia di UPT. Perpustakaan Universitas Malahayati? Selamat Membaca…

Perpustakaan, Haruskah Memiliki Tujuan Layanan Sirkulasi?

SIRKULASI adalah salah satu layanan yang ada dalam sebuah perpustakaan disediakan untuk mengantisipasi pemakai yang menginginkan untuk membaca bahan pustaka yang diminati di rumah karena tidak semua pengguna perpustakaan suka atau memiliki waktu untuk membaca di perpustakaan. Selain untuk memfasilitasi pemakai yang membutuhkan bahan pustaka untuk dibaca di rumah, layanan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kegunaan bahan pustaka secara optimal.

Tujuan layanan sirkulasi adalah:

a. Supaya pemakai dapat memanfaatkan koleksi secara optimal.

b. Anggota yang meminjam koleksi tertentu dan waktu pengembaliannya dapat diketahui. dan      memudahkan penelusuran bahan pustaka tersebut bila dibutuhkan oleh pengguna lainnya.

c. Terjaganya keamanan bahan pustaka. Meski sedang dipinjam, tetapi dapat diketahui siapa yang    meminjam dan kapan batas waktu pengembalian.

d. Mengidentifikasi tingkat penggunaan koleksi yang dimiliki perpustakaan.

Terdapat berbagai macam sistem sirkulasi yang dapat diterapkan di perpustakaan besar maupun kecil. Banyaknya sistem tersebut menunjukan adanya dinamika dan perkembangan sistem sirkulasi itu sendiri. Dari waktu ke waktu sistem sirkulasi diperbaiki untuk menjawab layanan perpustakaan yang lebih efisien dengan tetap memperhatikan aspek tertib administrasi layanan. Adapun beberapa sistem sirkulasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1.Sistem buku/ kartu besar

2.Sistem sulih

3.Sistem formulir tak berkarbon/NCR (No Required Carbon)

4.Sistem BIC (Book Issue card)

5.Sistem ’token charging’

6.Sistem Browne

7.Sistem Islington (variasi Browne)

8.Sistem Newark

9.Sistem kartu tebuk

10.Sistem Terkomputerisasi

Untuk memudahkan kegiatan pada bagian sirkulasi, perlu dibuat buku petunjuk sebagai pedoman bagi petugas bagian sirkulasi dan anggota perpustakaan yang hendak meminjam bahan pustaka. Buku petunjuk tersebut hendaknya memuat keterangan-keterangan sbb:

  1. Peraturan penggunaan bahan pustaka
  2. Jenis-jenis bahan pustaka yang boleh dipinjam.
  3. Keterangan mengenai tanda/ kode koleksi.
  4. Jangka waktu peminjaman, besaran denda bila terlambat dalam mengembalikan pengembalian dan sanksi.
  5. Prosedur peminjaman.

 

Ini Tatacara Pengolahan Bahan Pustaka Sebelum disajikan pada Pengguna Perpustakaan

Bahan pustaka sebelum disajikan dirak perpustakaan wajib diolah dengan tatacara dan panduan yang sesuai dengan ilmu kepustakaan agar proses temu kembali informasi nantinya berjalan lancar dan terwujud tertib administrasi yang baik. Dalam pelaksanaannya, proses pengolahan bahan pustaka ini dapat berbeda-beda urutan kegiatan atau alur prosesnya antara perpustakaan satu dengan yang lainnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya perbedaan budaya kerja, sumber daya manusia, dan sarana prasarana dalam proses pengolahan. Namun demikian, ada empat kegiatan pokok dalam pengolahan bahan pustaka yaitu:

  1. Inventarisasi
  2. Klasifikasi
  3. Katalogisasi
  4. Shelving.

1. Inventarisasi

Inventarisasi merupakan kegiatan pencatatan bahan pustaka yang telah diputuskan menjadi milik perpustakaan. Pencatatan ini penting agar pengelola perpustakaan maupun orang yang berkepentingan dengan perpustakaan mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki, rekam jejak dari pengadaan koleksi tersebut, dan agar tertib administrasi. Beberapa kegiatan atau pekerjaan dalam inventarisasi adalah sebagai berikut:

  1. Pemeriksaan. Pemeriksaan bahan pustaka dapat dimulai dari memeriksa kondisi bentuk fisiknya apakah baik atau cacat, kesesuaian antara jumlah judul dan eksemplar yang dipesan dengan yang diterima, serta kelengkapan isinya apakah ada halaman yang kosong dan apakah kualitas pencetakannya sudah sesuai.
  2. Pengelompokkan. Pengelompokkan dilakukan dengan mengelompokkan bahan pustaka yang telah diperiksa tadi ke dalam bidang-bidang umum, misalnya dikelompokkan berdasarkan judul. Hal ini bertujuan agar memudahkan pekerjaan selanjutnya, seperti penelusuran sementara ataupun pengontrolan.
  3. Pengecapan. Pengecapan stempel kepemilikan dan stempel inventaris dilakukan atas bahan pustaka yang dikelompokkan tadi, pada halaman atau bagian tertentu dari bahan pustaka tersebut. Pada umumnya, minimal tiga cap kepemilikan dibubuhkan pada setiap bahan pustaka. Misalnya pada halaman judul, halaman tertentu di tengah-tengah (contohnya dicap di halaman 10 atau 30 pada bahan pustaka), dan halaman terakhir. Sedangkan, satu cap inventaris dibubuhkan pada setiap halaman judul.
  4. Pencatatan. Semua bahan pustaka yang masuk ke perpustakaan atau yang telah diputuskan menjadi milik perpustakaan harus dicatat pada buku, baik itu buku induk atau langsung dicatat di komputer. Pencatatan ini dapat dipisahkan menurut jenis bahan informasinya. Sebagai contoh, inventaris buku paket, buku fiksi/non fiksi, majalah, CD, referensi, jurnal, peta/atlas, dan sebagainya. Informasi-informasi pada bahan pustaka yang harus dicatat pada buku induk atau komputer minimal terdiri dari nomor urut, tanggal pencatatan, nomor inventaris, asal bahan pustaka, pengarang, judul, impresum, dan keterangan tambahan.

2. Klasifikasi
Klasifikasi adalah penggolongan atau pengelompokkan buku berdasarkan subyek atau isi bahan pustaka yang bersangkutan. Dengan dasar ini maka bahan pustaka yang subyeknya sama akan berdekatan atau berada pada rak yang sama apapun bentuk bahan pustaka tersebut (Yusuf dan Suhendra, 2005:40). Dengan demikian, klasifikasi ini berguna untuk mempermudah pengguna maupun pustakawan dalam penelusuran informasi atau pencarian bahan pustaka di rak.

Sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan di perpustakaan adalah sistem klasifikasi persepuluhan DDC (Dewey Decimal Classification). Sistem ini mengelompokkan bahan pustaka berdasarkan subyek dengan notasi angka persepuluhan. Pengelompokkan pertama disebut kelas utama dengan 10 kelompok (000-900). Kemudian, masing-masing kelompok pada kelas utama ini dibagi lagi menjadi subyek yang lebih kecil yang disebut divisi (000-990). Dari subyek yang kecil ini, dibagi lagi menjadi subyek yang lebih kecil yang disebut subdivisi (000-999). Subdivisi ini dapat dibagi lagi menjadi pembagian yang lebih rinci yang disebut bagan lengkap.

3. Katalogisasi
Katalogisasi adalah proses pembuatan daftar pustaka (buku, majalah, CD, film mikro dan sebagainya) milik suatu perpustakaan. Daftar ini berfungsi untuk mencatat koleksi yang dimiliki, membantu proses temu kembali, dan mengembangkan standar-standar bibliografi internasional (Lasa Hs, 2007:129). Bentuk daftar pustaka ini bermacam-macam, seperti katalog cetakan, katalog berkas, katalog kartu, maupun katalog elektronik yang lazim disebut sebagai OPAC (Online Public Acces Catalog). Masing-masing bentuk katalog ini memiliki kelebihan dan kekurangannya.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan untuk efisiensi efektivitas proses temu kembali, sebaiknya bentuk katalog pada perpustakaan sekolah menggunakan katalog elektronik (OPAC). Perangkat lunak untuk katalogisasi dalam bentuk elektronik bermacam-macam dan tiap perangkat lunak memiliki kelebihan dan kekurangannya. Sesuai dengan kemampuan perpustakaan pada umumnya, disarankan menggunakan perangkat lunak WINISIS yang dikembangkan oleh UNESCO atau perangkat lunak SLiMS yang dikembangkan oleh Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Kelebihan kedua perangkat lunak tersebut antara lain adalah tersedia secara gratis di internet dan tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang berat/canggih. Selain itu, kedua perangkat lunak tersebut terbukti reliabel telah digunakan oleh banyak perpustakaan-perpustakaan di Indonesia.

4. Shelving
Shelving adalah kegiatan penjajaran koleksi ke dalam rak/tempat koleksi berdasarkan sistem tertentu. Kegiatan ini merupakan langkah terakhir dari proses pengolahan bahan pustaka. Tujuannya agar koleksi dapat ditemukan dengan mudah dan dapat dikenali oleh pengguna atau pustakawan.

Sistem penjajaran koleksi ke dalam rak ada dua macam:
1. Berdasarkan jenis, yaitu disusun berdasarkan jenis koleksi dalam bidang apapun dijadikan satu         susunan. Sistem ini cocok untuk penjajaran koleksi referensi.
2. Berdasarkan sandi pustaka atau call number, yaitu disusun berdasarkan urutan nomor kelas sesuai dengan tata susunan koleksi. Sistem ini cocok untuk penjajaran koleksi buku teks.

Dalam penjajaran buku ini perlu diperhatikan hal-hal berikut: (1) rak tidak diisi penuh untuk memudahkan penambahan dan pergeseran, (2) digunakan standar buku, (3) buku tidak disusun berlapis atau ditumpuk, (4) rak hendaknya mudah dipindahkan, (5) dan desain rak hendaknya disesuaikan agar sirkulasi udara baik (Lasa Hs, 2007:156).

Resensi Buku Karya Cipta Dosen Kebidanan Malahayati

1. Identitas Buku

 

Judul              : Asuhan Kebidanan Kehamilan

Penyusun      : Dainty Maternity, S. ST., M. Keb. Ratna Dewi Putri, S. ST. Yuli Yantina, M. Kes.

Penerbit        : Binarupa Aksara Publisher

Halaman       : x + 120 Halaman

Cetakan         : ke-1, Mei 2014

ISBN               : 978-602-302-311-0

 

2. Pratinjau

Buku ini dapat dikatakan buku yang luar biasa hasil karya beberapa orang penyusun yang berprofesi dosen di salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di indonesia. Hal yang luar biasa bisa kita lihat dari penulisan alur materi bahasan keilmuannya dan juga susunan bahasa yang ditulis dengan sangat baik. Gaya bahasa ini mampu dikemas sangat baik dari awal hingga akhir materinya. Jika ditinjau dari unsur intrinsiknya bisa dibilang buku ini tanpa celah. Di setiap pembahasan dalam buku ini penyusun dapat mendeskripsikan dengan sangat kuat dan tepat pada setiap konsep saint yang ada. Bahasa yang digunakan dalam buku ini pun sangat mudah dimengerti dan dipahami, diracik dengan ragam kekayaan bahasa dan ilustrasi yang sangat luas. Buku ini menunjukkan kekayaan pembahasan keilmuan tentang ilmu kebidanan dan kehamilan. Dimulai dari suatu konsep dasar, istilah- istilah yang saintifik, teoritis, perumusan tertera dihalaman buku ini. Mulanya, buku asuhan kebidanan dan kehamilan ini merupakan bentuk dari paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu para peserta didik dalam mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan, serta disusun sebagai bagian upaya mewujudkan pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan harapan dapat membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dibidang ilmu kebidanan dan kehamilan.

 

3. Kelebihan dan Kelemahan

1) Kelebihan
Kelebihan dari buku ini bisa dilihat dari segi tata bahasa dan kekuatan alur yang mengajak pembaca masuk dalam setiap kajian pada setiap materi hingga dapat merasakan akan luasnya pengetahuan disetiap halaman yang terdeskripsikan secara sempurna. Hal ini tak lepas dari hasil pemikiran penyusun dalam memberikan teori dan perumusan yang dituangkan dengan bahasa intelektual dan perhitungan yang tepat.

2) Kelemahan
Pada dasarnya buku ini hampir tidak punya kelemahan. Hal ini disebabkan karena penyusun dengan cerdas dan rapih menggambarkan urutan alur, deskripsi, dan eksplorasi akan materi yang dibahas. Baik jika ditinjau dari segi kebahasaan hingga teori dan perumusan yang dirasakan pembaca pada semua materi yang disajikan, buku ini dinilai cukup untuk memperbaharui dan menambah wawasan pengetahuan pembaca yang kurang akan kajian buku yang bermutu.

 

4. Nilai Buku

• Nilai Saint
Nilai keilmuan atau saint yang terdapat pada buku ini terasa sangat kental. Karakter yang ditunjukkan tiap materi yang disuguhkan menunjukkan teori dan rumus statistik yang tepat dalam disiplin ilmu, khususnya dibidang kebidanan dan kehamilan.

• Nilai Sosial
Nilai sosial dalam buku ini sangat terlihat. Hal itu dapat kita pahami dalam usaha penyusun menyelesaikan penulisan buku ini dengan maksud membantu mewujudkan pembelajaran berbasis keahlian atau kompetensi peserta didik untuk mencapai tujuan dibidang ilmu pengetahuan kebidanan dan kehamilan pada khususnya.

Konsep Dasar Perpustakaan? Apakah itu?

DEWASA ini, perpustakaan telah banyak dikenal oleh kalangan masyarakat dari pada masa-masa sebelumnya. Tempo dulu, sebagian besar masyarakat berasumsi bahwa perpustakaan hanyalah tempat yang digunakan untuk gudang buku. Masyarakat kurang mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dari perpustakaan.

Perpustakaan kini lebih dikenal oleh masyarakat, berkat bantuan dari program pemerintah yaitu dengan cara mendirikan perpustakaan-perpustakaan sampai kepelosok pedesaan. Dan tidak terlepas juga dari usaha dan daya upaya para pustakawan yang dengan berbagai cara menperkenalkan kepada masyarakat tentang mamfaat adanya suatu perpustakaan.

Terkait pembahasan diatas. Mari kita selami dulu Ilmu tentang perpustakaan agar kita senantiasa dapat lebih memahami pengetahuan asal mula suatu perpustakaan.

Sesuai dengan judul pembahasan kita saat ini yaitu “fundamental perpustakaan” maka yang akan kita kupas hanyalah sekedar pengantar dari sepenggal ilmu terkait perpustakaan.

Dalam bahasa indonesia, istilah “perpustakaan” dibentuk dari kata dasar “pustaka” dengan ditambah awalan “per” dan akhiran “an”. Dalam bahasa asing, ada beberapa istilah yang artinya sama dengan perpustakaan antara lain:
– Library ( bahasa Inggris)
– Bibliotheek (bahasa Belanda)
– Bibliothek ( bahasa Perancis)
– Biblioteca (bahasa Italia)

Semua istilah ini mempunyai kata dasar yang berarti “buku”. “Pustaka” dalam bahasa Sanskerta, “liber” dari bahasa latin, dan “biblion” dari bahasa Yunani, semuanya berarti buku.

Pengertian perpustakaan dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang penerangan, penelitian, perencanaan, pendidikan, koleksi, gedung dan sebagainya. Penglihatan dari berbagai sudut pandang ini tentu saja menciptakan pengertian perpustakaan yang berbeda-beda. Hal ini dapat kita lihat dari karya tulis dan pendapat yang diungkapkan oleh beberapa seorang ahli kepustakaan yaitu;
1. Encyclopaedia Britanica (1968:1031) menyatakan pengertian perpustakaan sebagai berikut:
“A Library ( from Lat. Liber, “book”) is a collection of written, printed or other graphic material ( incliding film, slide, phonograph record and tapes) organized for use.”
Artinya: perpustakaan ( dari bahasa Latin liber., “buku”) adalah suatu himpunan bahan-bahan tertulis, tercetak ataupun grafis lainnya (termaksud film, slide, rekaman-rekaman fonografis dan tape-tape) yang diatur untuk digunakan.

2. Menurut Hornby, A.S. (1968:562) pengertian perpustakaan adalah: “Library : room or building for a collection of books kept there for reading : the books in such a room or building”.
Artinya: Perpustakaan : ruangan atau gedung untuk suatu koleksi buku yang disimpan disitu untuk bacaan; buku didalam ruangan atau gedung.

Standing disebut diatas hanya memberi penjelasan mengenai perpustakaan dari suatu sudut pandang saja yaitu, dari sudut pandang gedung ataupun koleksinya.

Selain itu ada pendapat lain yang diutarakan menurut M. Sabirin Nasution. Perpustakaan adalah suatu unit kerja yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, memelihara dan mengelola pemanfaatan bahan pustaka, dengan mempergunakaan sistem tertentu untuk tujuan bacaan ataupun penelitian.
Dari pengertian ini terlihat perbedaan perpustakaan dengan toko buku. Perpustakaan lebih berfungsi sosial dalam memberikan sumber informasi dengan cara yang mudah dan murah kepada masyarakat pengguna perpustakaan dengan tujuan mencerdaskan kehidupan masyarakat secara luas. Sedangkan toko buku lebih mengedepankan dalam segi ekonomisnya.

Berdasarkan pemahaman di atas dapat disimpulkan maksud dari perpustakaan adalah; suatu gedung dimana terdapat suatu unit kerja yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, memelihara dan mengelola pemanfaatan bahan pustaka, dengan mempergunakan sistem tertentu untuk dipergunakan oleh pemakai perpustakaan sesuai dengan kebutuhan. Dan terlihat dengan jelas bahwa tugas perpustakaan tidaklah ringan. Dalam pelaksanaan tugasnya, mengumpulkan bahan pustaka saja merupakan tugas yang cukup berat, sebab tidak semua penerbit bersedia mengirimkan bahan pustaka yang diterbitkannya ke perpustakaan. Hal ini akan lebih terasa berat apabila pengguna perpustakaan membutuhkan bahan pustaka untuk literartur pendidikan dan penelitian.

Dalam perpustakaan terdapat perpaduan 7 unsur pokok yaitu:
– Unsur tujuan
– Unsur koleksi bahan pustaka
– Unsur gedung/ruang dan perlengkapan
– Unsur isi
– Unsur tenaga tertentu
– Unsur organisasi dan tata kerja
– Unsur masyarakat pemakai

Unsur tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh perpustakaan. Perpustakaan harus beraktifitas, bergiat dan berproses untuk dapat tercapainya tujuan tersebut. tujuan perpustakaan berorientasi kepada kepentingan pemakai, bangsa dan negara.

Unsur koleksi bahan pustaka : koleksi perpustakaan adalah berupa informasi, pengetahuan, fakta, ide, dan sebagainnya, baik yang tercetak ataupun terekam. Informasi tersebut dapat berbentuk buku, majalah, brosur, surat kabar, piringan hitam, slide, film, kaset, foto dan sebagainya yang tercakup dalam istilah bahan pustaka.

Unsur gedung/ruangan dan perlengkapan : gedung perpustakaan hendaknya mempunyai bentuk khusus yang membedakannya dengan gedung-gedung yang lain. Begitu juga dengan ruangan-ruangan yang terdapat di dalamnya, garuslah disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh perpustakaan yaitu kegiatan pengadaan, pengolahan, pemiliharaan, pelayanan dan sebagainya. Perlengkapan perpustakaan disesuaikan juga, misalnya bentuk meja sirkulasi, rak-rak buku, rak majalah, meja/kursi untuk pemakai perpustakaan yang ingin belajar sendiri dan lain sebagainya.

Unsur sistem tertentu : sistem adalah tehnik, metode atau cara. Prasarana, sarana dan kegiatan perpustakaan semua ditata, dikelola dan dilaksnakan dengan sistem tertentu. Sistem ini yang antara lain membedakan perpustakaan dengan toko buku dan lain-lain. Sistem tertentu pada perpustakaan misalnya sistem katalogisasi, sistem klassifikasi, tajuk subjek, filing dan sebagainya.

Unsur organisasi dan tata kerja : perpustakaan mempunyai wadah, pembagian tugas dan sumber daya. Suatu perpustakaan merupakan suatu unit kerja atau suatu satuan organisasi yang mempunyai tugas sesuai dengan fungsi dan tujuan perpustakaan.

Unsur tenaga : perpustakaan haruslah dikelola oleh tenaga yang berpendidikan dan berketerampilan perpustakaan. Disamping mempuyai pengetahuan dan keterampilan perpustakaan, seorang tenaga perpustakaan juga harus mempunyai jiwa mengabdi untuk kepentingan masyarakat yang dilayaninya : berusaha untuk meningkatkanminat baca masyarakat, rajin, tekun, teliti, dan selalu siap sedia untuk memberikan bimbingan dan pengarahan tentang cara penggunaan perpustakaan, sehingga masyarakat akan tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan dan menjamin bahan pustaka yang tersedia.

Unsur masyarakat yang dilayani : masyarakat ini berada diluar bentuk fisik perpustakaan, namun perpustakaan dibentuk dan diselenggarakan terutama untuk kepentingan masyarakat. Oleh kerena itu perpustakaan tanpa masyarakat yang dilayani, tidak akan ada manfaatnya. Masyarakat adalah suatu unsur terutama dalam penyelenggaraan perpustakaan.

Ketujuh unsur yang tersebut diatas terpadu dalam satu kesatuan yang disebut perpustakaan. Masing-masing unsur saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Sesuai dengan tujuan dan pengartian perpustakaan yang telah disebutkan diatas, maka akan dapat kita ketahui bahwa dari ketujuh unsur yang tersebut diatas yang paling utama adalah unsur bahan pustaka dan unsur masyarakat pengguna